Pages

Minggu, 10 Maret 2013

Analisis Jurnal Agensi



Judul   Jurnal   :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA PEGAWAI DINAS LUAR ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 CABANG SETIABUDI MEDAN

Penulis             : Yulinda dan Sri Wulan Harlyanti

Sumber Jurnal : 

         

           Jurnal kali ini membahas tentang pegawai dinas luar atau biasa disebut agen asuransi pada perusahaan asuransi jiwa bersama Bumiputera 1912 cabang Setiabudi Medan. Penulis membahas agen asuransi tersebut dikarenakan ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja para agen asuransi tersebut.
           
                Bagi sebuah perusahaan asuransi, besarnya asset dan perolehan premi merupakan indikator utama (predikat rating) yang menggambarkan apakah perusahaan asuransi tersingkir atau bertahan di pasar. Berdasarkan hal tersebut, keberhasilan perusahaan asuransi untuk berkiprah ditengah tekanan dan persaingan yang cukup tajam untuk meraih premi dari pemegang polis tidak terlepas dari para agen asuransi. Untuk itulah agen asuransi harus mendapat perhatian yang serius dari perusahaan untuk memperhatikan tingkat kepuasan kerja agen, karena agen merupakan ujung tombak kinerja perusahaan.

            Hal tersebut tidak berbeda pada perusahaan asuransi jiwa bersama Bumiputera 1912 cabang Setiabudi Medan. Perusahaan tersebut juga ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja agen asuransi yang mereka miliki. Hal tersebut tidak terlepas dari data aktivitas penagihan premi yang menunjukkan bahwa tidak setiap tahun para agen asuransinya memenuhi target yang dicanangkan perusahaan. Padahal Agen memiliki kinerja yang berkaitan dengan tingkat kemampuan untuk mencapai target yang ditetapkan perusahaan. Hal ini menyimpulkan bahwa belum ada kepuasan kerja para agen asuransi di perusahaan asuransi jiwa Bumiputera 1912 cabang Setiabudi Medan.
           
                Untuk mengetahui faktor –faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, penulis mengutip penjelasan menurut F. Herzbergdalam Luthans (2006:283) yaitu Two faktor theory (teori dua faktor). Teori ini menyatakan bahwa puas atau tidaknya karyawan bekerja dipengaruhi oleh faktor motivator (satisfier) dan faktor hygiene (dissatisfier).

          Berdasarkan hal tersebut akhirnya penulis mencoba merumuskan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut 2 teori tersebut dalam ruang lingkup agen asuransi perusahaan asuransi jiwa Bumiputera 1912 cabang Setiabudi Medan. Penulis juga mencoba mencari tahu manakah diantara 2 teori tersebut yang paling dominan terjadi dan manakah faktor terbesar yang mempengaruhi kepuasan kerja.

           Pada akhirnya penulis melakukan penelitian dengan menggunakan analisis statistik regresi linear berganda. Penulis juga terbantu dengan adanya software SPSS versi 15.00 yang memudahkan dalam melakukan analisis statistik berganda tersebut.

              Setelah melakukan uji hipotesis, penulis menemukan bahwa benar kalau faktor motivator dan faktor hygiene berpengaruh pada agen asuransi di perusahaan asuransi jiwa Bumiputera 1912 cabang Setiabudi Medan. Penulis menemukan juga bahwa faktor motivator lebih dominan daripada faktor hygiene. 

Mengenal ‘isi’ Perusahaan Asuransi


          Pernahkah Anda mengikuti asuransi? Mungkin jika pekerjaan Anda adalah mahasiswa atau pelajar, Anda mungkin tidak tahu kalau sebenarnya anda ikut asuransi apa saja (seperti saya he..heee..) tetapi jika pekerjaan Anda adalah sebagai pegawai/kepala rumah tangga pasti anda care tntang asuransi dalam arti mengetahui ikut asuransi apa saja.
            Nah, kali ini saya akan membahas isi dari perusahaan asuransi itu sendiri, bagaimana sistem yang ada disana atau bagaimana mereka mendapatkan keuntungan. OKE sekarang saya akan membahas asal mula perusahaan asuransi. Perhatikan gambar berikut!



          Mula-mula terdapat 10 orang yang sepakat untuk mengumpulkan uang sebesar 10.000 masing-masing (disebut premi). Uang tersebut dimaksudkan agar misal dalam 1 tahun ada 1 orang dari 105 orang tersebut meninggal maka pihak 1 orang yang meninggal tersebut akan menerima dana sebesar 22.000 (disebut uang pertanggungjawaban). Ketentuan tersebut berlaku selama misal 1 tahun. Tentu saja jika dihitung secara biasa maka total uang semua dananya adalah 220.000 (22.000 x 10 orang) jika semua orang meninggal dalam waktu 1 tahun perjanjian.  Padahal uang yang terkumpul adalah 100.000 (10.000 x 10 orang).
            Maka dari itu, ada pihak lain yang mengelola kelompok berjumlah 5 orang tersebut agar jumlah uang tersedia 220.000. Pihak lain tersebut sebut saja Pirelli. Pirelli bertugas untuk mengumpulkan uang dan menginvestasikannya pada usaha lain. Jika dihitung maka pertambahan agar 10.000 menjadi 22.000 dalam 1 tahun adalah 10% per bulan. Misal investasi lain tersebut adalah bermain dipasar modal. Maka Pirelli harus mencari keuntungan di pasar modal dengan bunga lebih dari 10%. Namun jika bunga di pasar modal hanya 6% apakah Pirelli mengalami kerugian?
           Jawabannya adalah tidak. Mengapa tidak? Karena Pirelli telah mendapatkan data bahwa probabilitas orang meninggal dalam kelompok tersebut adalah 10% (yang didapat dari biro pusat statistik). Ini artinya hanya ada 1 orang probabilitas yang meninggal dalam 1 tahun. Ini artinya pula bahwa Pirelli hanya harus membayar sebesar 22.000 bukan 220.000. Dan kalkulasi keuntungan yang didapat Pirelli dengan bunga 6% adalah 84.000 (100.000 + 6000 – 22.000). Sebagai informasi bahwa 6000 didapat dari 6% x 100.000.
           Probabilitas yang dimaksud pada kasus diatas dinamakan probabilitas mortalita. Probabilitas tersebut biasanya berdasarkan pola hidup, usia, ekonomi, kesehatan, jenis kelamin, hobi, pekerjaan. Dalam hal ini Pirelli telah melakukan proses underwriting yaitu proses menemukan probabilitas mortalita sampai penghitungan kemungkinan ia mendapatkan keuntungan dari mengelola 10 orang tersebut. Owiya, ada 1 pertanyaan, bagaimana jika dalam 1 tahun tidak ada yang meninggal? Jawabannya adalah sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat diawal. Kesepakatannya dapat berupa misal membagi-bagi lagi uangnya kepada masing-masing orang sebesar 5.000 per orang dengan sisanya diberikan kepada Pirelli sebagai upah karena mengelola.
          Nah! Ide/logika 10 orang dengan 1 pengelola adalah dasar dari Perusahaan Asuransi. Pirelli sebagai perusahaan asuransi harus tahu 3 hal agar mencapai keuntungan, yaitu:
1. Future Value (FV) dan Present Value (PV)
Future Value adalah keadaan uang yang akan datang misal berdasarkan contoh diatas dengan premi untuk investasi 100.000. Sedangkan Present Value adalah keadaan uang pada masa sekarang (premi untuk investasi). Rumus untuk mencari nilai keduanya adalah sebagai berikut:

Dimana:
            P : Pokok
            i : Bunga
            n : Jangka Waktu


2. Risk Ã  Probability Mortalita
     Adalah presentase kemungkinan meninggal orang yang didapat dari biro pusar statistic.

3. Biaya Operasional
Biaya yang akan dikeluarkan untuk mengelola orang-orang yang ikut asuransi di perusahaan tersebut. Contohnya dalam perusahaan asuransi adalah segala biaya yang dikeluarkan perusahaan tersebut untuk kegiatan operasional, misalnya biaya listrik, pegawai, dll.

#Motivasi mengikuti Asuransi
Pada negara-negara berkembang biasanya orang-orang terbagi menjadi 2, yaitu
- Below The Line
            Artinya orang-orang yang dalam hal ekonomi kurang. Orang-orang tersebut biasanya mengikuti asuransi dikarenakan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi.
- Makmur
            Artinya orang-orang yang dalam hal ekonomi lebih. Orang-orang tersebut biasanya mengikuti asuransi dikarenakan untuk menjaga kemampuan ekonomi.

#Tipe asuransi
Berdasarkan pembagian kategori asuransi terbagi menjadi 3. Yaitu:
1. Life
            Asuransi ini berkaitan dengan hidup/meninggalnya seseorang. Contohnya seperti contoh diatas, jika ada 1 orang meninggal maka pihak yang meninggal akan menerima uang pertanggungjawaban.

2. General
            Asuransi ini berkaitan dengan harta benda seseorang. Misalnya mobil, jika dalam 1 tahun mobil mengalami kecelakaan dan rusak maka pihak asuransi yang akan membayar uang perbaikan.

3. Reasuransi
            Perusahaan ini adalah perusahaan asuransi yang hanya dapat memberikan bantuan pada perusahaan asuransi lain. Intinya adalah membantu meringankan beban perusahaan asuransi didalam mengganti/membayar uang pertanggungjawaban kepada seseorang.

#Prinsip asuransi
Terdapat 9 prinsip/istilah/syarat-syarat yang berkaitan dengan asuransi, yaitu:
1. Nilai ekonomi
            Hal yang akan diasuransikan mempunyai nilai ekonomi (berharga).
2. Perjanjian
            Tentu saja antara kelompok orang dengan pihak yang akan mengelola (perusahaan asuransi) harus ada kesepakatan berapa jumlah premi dan uang pertanggungjawaban.
3. Risk terukur
            Artinya nilai presentase mortalita yang digunakan pada asuransi dapat dihitung.
4. Kesamaan
5. Ganti kerugian
6. Beneficialy
            Pihak yang menerima uang pertanggungjawaban.
7. tertanggung
            Pihak yang diasuransikan.
8. Insurable interest
            Artinya adalah adanya kepentingan (motivasi mengikuti asuransi).
9. Normal
            Artinya kematian/kerusakan yang terjadi pada pihak tertanggung adalah murni kejadian alam (bukan rekayasa). Misalnya bukan pembunuhan atau mobil yang sengaja dirusak.

#Life asuransi
            Jika berbicara tentang asuransi jiwa maka terdapat 3 hal, yaitu:
1. jiwa berjangka, contohnya jika pihak tertanggung meninggal maka mendapat uang pertanggung jawaban.
2. Endowment, merupakan kebalikan dari jiwa berjangka. contohnya jika pihak tertanggung dibiayai asuransi yang menanggung biaya pendidikan selama misal 3 tahun (dengan asumsi tetap hidup selama 3 tahun).
3. Dwiguna, merupakan asuransi gabungan dari jiwa berjangka dan endowment.

#General asuransi
            Jika berbicara tentang asuransi umum maka terdapat 3 bentuk asuransi umum tersebut, yaitu:
1. Kendaraan, contohnya mobil/motor jika mengalami kerusakan saat kecelakaan.
2. Properties, contohnya rumah jika rumah tersebut kebakaran dll.
3. Resiko bisnis, contohnya perusahaan yang mengalami kebangkrutan.

#Produk Life & General asuransi
            Pada kenyataannya asuransi jiwa dan umum bekerjasama menciptakan suatu produk asuransi yang merupakan gabungan dari sifat kedua asuransi tersebut. Produk tersebut biasanya disebut “Healt & Personal Accident”. Contoh asuransi tersebut adalah asuransi untuk kecelakaan kerja, cacat dll.

#Hal penting Perusahaan asuransi
            untuk mencapai keuntungan, perusahaan asuransi harus mempunyai strategi khusus dalam mensimulasikan keuntungan yang akan diperoleh. Strategi khusus tersebut membutuhkan data-data yang akurat mengenai:
1. Nasabah/klien
2. Tabel risk/ Probability Mortalita
3. Tabel investasi

#Premi
            Berbicara mengenai premi, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi besarnya premi yang harus dibayar pihak yang mengikuti asuransi, yaitu:
1. Tabel risk/probability mortalita
2. Tingkat bunga yang didapat dari investasi
3. Loading faktor
            Dalam hal ini muncul istilah cadangan solvabilitas, cadangan solvabilitas adalah kemampuan perusahaan asuransi membayar uang pertanggungjawaban. Perusahaan asuransi harus terus menaikkan harga premi karena tingkat kematian (probability mortalita) akan semakin naik dari tahun ke tahun (per periode). Hal ini berguna untuk menyimpan cadang solvabilitas perusahaan asuransi agar tetap berjalan. Grafik cadangan solvabilitas adalah sebagai berikut.












Analisis Jurnal Sistem Informasi Asuransi


Judul   Jurnal   :

INTEGRASI APLIKASI JL-INDO DENGAN APLIKASI GL-LINK UNTUK POSTING OTOMATIS SLIP PADA PT. ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO)

Penulis             : Randy Septian D. Putra

Sumber Jurnal : http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/industrial-technology/2009/Artikel_50405592.pdf


        Jurnal kali ini membahas tentang suatu permasalahan yang terjadi pada PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) dalam hal penggunaan aplikasi komputer. Sebagaimana kita tahu bahwa PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang asuransi pendidikan, proteksi dan investasi. Sebagai perusahaan BUMN yang berskala nasional dengan pemegang polis yang tersebar di seluruh penjuru nusantara, penerapan sistem informasi berbasis komputer sangat diperlukan untuk menunjang proses bisnis yang dijalankan pada jaringan PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) tersebut.

Terdapat 2 sistem informasi berbasis komputer yang menunjang proses-proses yang terjadi pada perusahaan tersebut. Salah satu aplikasi yang digunakan untuk mendukung proses pembuatan polis asuransi, penerimaan premi, dan klaim tebus asuransi adalah JL-iNdO. Aplikasi yang lain adalah GL-LiNk. Melalui GL-LiNk inilah posisi keuangan perusahaan bisa didapatkan dan dilaporkan.

Nah, permasalahan terjadi pada pelaporan data-data pembayaran premi, yang disebut dengan SLIP. Pengolahan pembayaran premi dilakukan pada aplikasi JL-iNdO, namun hasil pengolahan tersebut tidak bisa langsung diolah pada aplikasi GL-LiNk yang akan mendapatkan posisi keuangan perusahaan dan melaporkannya. Jadi selama ini proses pelaporan SLIP masih dilakukan secara manual dengan melakukan penginputan data kedalam aplikasi GL-LiNk yang sebelumnya juga telah diinput kedalam aplikasi JL-iNdO. Hal ini tentunya menjadi tidak efektif dan efisien karena harus mengalami penginputan ulang data-data yang sangat banyak.

Menanggapi hal tersebut pihak perusahaan khususnya Divisi Teknologi Informasi PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) merencanakan pengembangan sistem. Dalam proses perencanaan ini ditunjuk beberapa user dari Divisi Keuangan, Akuntansi & Inkaso (Divisi KAI) dan beberapa tenaga ahli dari Divisi Teknologi Informasi (Divisi TI) beserta dengan kepala Divisi TI yang bertindak sebagai penanggung jawab pengembangan sistem tersebut.

Jelas sekali bahwa pengembangan sistem dimaksudkan untuk mencari cara mengintegrasikan 2 aplikasi yang ada pada PT. Asuransi Jiwasraya (Persero). Hasil dari pengembangan sistem tersebut adalah dengan membuat interface posting secara otomatis. Dengan interface posting secara otomatis ini data-data yang diolah pada aplikasi JL-iNdO akan dimasukkan kedalam database yang mana nantinya akan diolah pada aplikasi GL-LiNk.

Data-data pembayaran premi pada aplikasi JL-iNdO sebelumnya akan ditampilkan pada layar monitor sesuai dengan nomor batch (karena memang berbentuk batch file). Apabila pada nomor batch tersebut belum pernah dilakukan aksi posting laporan SLIP ke database GL-LiNk maka tombol kirim laporan ke GL-LiNk akan aktif.

Penulis mengatakan bahwa dengan adanya interface posting otomatis ini maka diharapkan dapat semakin membantu kinerja perusahaan sehingga user juga dapat melakukan pekerjaannya dengan cepat.    


Rabu, 06 Maret 2013

Analisis Jurnal Pasar Keuangan



Judul               : The Money Market Meltdown of the Great Depression

Penulis             : John V. Duca

Nama  Jurnal   : The Money Market Meltdown of the Great Depression (April 2010, revised August 2011)

Sumber Jurnal : economics.rutgers.edu/dmdocuments/John_Duca.pdf


            Pada jurnal tersebut dibahas mengenai krisis keuangan yang terjadi pada pasar keunganan akibat dari great depression. Great depression itu sendiri adalah sebutan yang umum digunakan untuk menyebut kemunduran ekonomi global pada kisaran tahun 1929 samapai akhir dekade 1930 yang bermula dari US, pada tanggal 4 September 1929. ditandai dengan tingkat bunga yang menurun, dan deflasi ekstrim. Penulis mengemukakan pembahasan dari great depression tersebut berdasarkan kaitannya dengan teori friksi keuangan.
            Konsisten dengan teori friksi keuangan, penulis menemukan bahwa risiko paling tinggi dari premi dan flight-to-quality sebuah perusahaan disebabkan pada peningkatan penggunaan bentuk collateralized form (bankers acceptances) di tingkat nyata dan relatif terhadap non-collateralized commercial paper (yang terjadi) selama great depression.
            Diceritakan pada krisis great depression tersebut, Risiko yang terjadi pada bank juga mungkin telah mendorong penggunaan BA (bankers acceptances). (BA) atau aksep adalah instrumen yang diciptakan untuk memfasilitasi transaksi perdagangan komersial. BA berkaitan dengan transaksi tertentu dengan barang yang mendasarinya. Nilai barang yang mendasarinya tercermin dalam nilai nominal tagihan yang mewakili jumlah yang dijanjikan oleh mitra bisnis untuk dibayar pada waktu tertentu di masa depan.
Ketika bank menerima tanggung jawab untuk membayar kreditur jika debitur gagal untuk membayar kembali maka disebut mendiskontokan BA. BA dipandang sebagai investasi yang sangat aman karena tidak hanya dijamin bank tetapi juga mewakili transaksi bisnis alami dengan barang yang mendasarinya.
Diceritakan pada saat itu kenapa bank menggunakan BA adalah karena bank bisa meminjam atau menjual BA ke Federal Reserve, yang mana Federal Reserve dapat merediskontokan BA dan surat berharga yang dimiliki oleh bank dan yang memiliki kemampuan untuk merediscount aset bank terbatas pada kertas tersebut sampai Act Banking tahun 1935.
Sejalan dengan pandangan friksi keuangan, penggunaan BA bangkit secara risiko umum dan risiko likuiditas, tetapi tidak dengan rasio currency-to-deposit dalam great depression Besar. Hasil penelitian yang dikemukakan penulis menunjukkan bahwa kredit bergeser ke utang yang dijamin atau utang yang didanai dengan sumber yang kurang rentan ketika premi risiko naik atau ketika risiko peristiwa muncul, seperti krisis perbankan tahun 1933 atau crash pasar saham tahun 1929. Pergeseran ini dalam keuangan eksternal sangat besar, hal ini mendukung pandangan bahwa friksi keuangan mengurangi ketersediaan kredit dan flight to quality diinduksi dengan kualitas yang membantu dalam menekan ekonomi AS pada 1930-an.

Mengenal ‘isi’ sebuah Bank



Anda pasti pernah pergi ke sebuah bank, baik itu sedang membuka tabungan baru, menabung atau keperluan lain. Hal-hal tersebut adalah yang biasa dilakukan oleh nasabah bank. Namun ternyata proses-proses yang terjadi di dalam bank itu sendiri ternyata lebih dalam dan lebih luas. Bank merupakan aktor penting yang ada disuatu negara karena dengan adanya bank perputaran uang disuatu negara tersebut tidak akan terjadi.
        Pernahkah Anda berfikir darimana bank mendapatkan keuntungan? Apakah dengan menampung uang masyarakat maka mereka mendapatkan keuntungan? Ternyata jawabannya tidak. Perhatikan tabel berikut!


            Tabel diatas menunjukkan darimana bank mendapatkan uang (source of fund, yang dirangkum dalam liabilities) dan bagaimana bank menkonversikan uang tersebut menjadi keuntungan sehingga memiliki kekayaan (Asset). Jelas sekali bahwa bank mempunyai keuntungan ketika total Asset lebih besar dari Liabilities. Sekarang akan saya jelaskan secara lebih rinci bagian-bagian dari Liabilities dan Asset. Oke! Kita mulai dari Liabilities.
1.Deposito
            Deposito ini bersifat public yang artinya setiap orang bebas memilikinya. Berikut adalah macam-macam deposito:
-Time Deposito (Deposito)
            Ya! Bentuk dari time deposito adalah deposito itu sendiri. Deposito itu dapat berjangka waktu 1,3,6,12, dan 24 bulan sehingga uang deposito baru dapat dicairkan ketika telah jatuh tempo tersebut.
-Saving Deposit (Tabungan)
            Anda pasti sudah paham sekali dengan tabungan. Jadi yang akan saya jelaskan disini adalah konsep dari Law Large Number. Konsep tersebut secara kasarnya dapat dikatakan bahwa bank akan memilih memakai uang misal 1.000.000 yang diambil dari 1000 nasabah dengan saldo masing-masing 1000 daripada memakai uang 1.000.000 dari hanya 1 nasabah sebagai “modal” untuk menyediakan kredit/loan/pinjaman untuk masyarakat. Kenapa hal itu bisa terjadi? Hal tersebut disebabkan karena untuk meminimumkan Resiko. Resiko disini diartikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan uang nasabah. Misal bank memilih yang 1.000.000 dari 1 nasabah, tingkat resiko 1 nasabah itu ingin mengambil kembali uang 1.000.000 adalah besar jika dibandingkan dengan 1000 nasabah dengan saldo masing-masing 1000 karena tidak mungkin 1000 nasabah akan menarik kembali uangnya secara bersamaan.
-Demand Deposito (Giro)
            Giro terbagi menjadi 2 yaitu Bilyet Giro dan Giro itu sendiri. Keduanya sama-sama berbentuk cek (bukan uang fisik) yang bernilai seperti uang fisik. Perbedaannya terletak pada proses pemindahan uangnya. Kalau bilyet giro adalah pemindahan uang yang terjadi antar rekening orang-orang yang namanya tertera pada bilyet giro. Sedangkan giro adalah cek yang bisa dipakai untuk melakukan transaksi atas pembelian suatu barang antara 1 orang dengan orang lain. Namun transaksi tersebut tidak bisa dicairkan secara tunai oleh orang yang menerima cek. Cara mencairkannya adalah dengan memasukkannya ke rekening orang yang mendapatkan cek.

2. Securities
            Securities ini contohnya adalah obligasi. Disebut securities karena tidak bisa dimiliki oleh semua orang. Hanya orang-orang tertentu yang dapat memiliki obligasi. Obligasi dapat diartikan sebagai pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran.
3.Capital
            Capital ini juga bersifat pribadi sama seperti securities. Perbedaannya adalah Penjabarannya terbagi menjadi 3, yaitu:
-Stock
            Stock berupa jumlah saham yang dipasarkan dipasar modal sehingga orang lain dapat membeli saham tersebut yang artinya memiliki sebagian kepemilikan dari bank tersebut.
-Modal Disetor
            Setelah saham dipasarkan di pasar modal, maka pemilik saham menyetorkan modalnya untuk bank beroperasi (modal disetor). Hal inilah yang digunakan bank untuk menjalankan operasinya mencari keuntungan dengan memberikan kredit/pinjaman kepada orang lain.
-Laba ditahan
            Setelah mendapatkan keuntungan, maka keuntungan tersebut akan ditahan dan sebagian akan dibagikan kepada para pemilik saham. Istilah ini yang disebut dengan laba ditahan.

            Hal terpenting yang patut dicermati adalah pada bagian Capital yaitu modal disetor. Inilah modal bank yang akan digunakan untuk meminjamkan kredit pada orang lain. Dalam kasus modal disetor ini berlaku sebuah aturan LDR. Untuk mengetahui aturan tersebut maka perhatikan contoh berikut:
            Jika sebuah bank mendapatkan uang 100jt dari hasil modal disetor maka bank tersebut berhak meminjamkan uang 100jt tersebut dengan Bunga 10%. Jadi, bank tersebut dapat memperoleh keuntungan maksimal sebesar 110jt.

#Giro  
Hal lain yang menarik pada bank adalah Giro. Sistem giro ternyata cukup kompleks. Untuk mengetahui sistem dari giro tersebut perhatikan contoh berikut!



Ali mempunyai Giro pada bank siti sebesar 100jt. Ali ingin membayar transaksi pembayaran barang kepada Atun sebesar 10jt. Akhirnya Ali memberikan sebuah cek bernilai 10jt kepada Atun. Pada kasus ini tidak serta-merta giro Ali berkurang 10jt, Giro Ali tetap 100jt. Hal inilah yang disebut penggandaan (multipliers). Penggandaan tersebut berupa cek dari Ali yang memiliki nilai uang.
Cek sebesar 10jt tersebut tidak lantas dapat dicairkan begitu saja oleh Atun. Kebetulan Atun mempunyai tabungan pada bank najib. Sehingga Atun memberikan cek tersebut kepada bank najib yang akan mencairkan cek tersebut dan menambahkan 10jt tersebut ke rekening Atun. Dari sini muncul pertanyaan, bagaimana mengkomunikasikan pengurangan giro 10jt pada giro Ali di bank siti dan memindahkan uang 10jt tersebut ke bank najib untuk rekening Atun? Ternyata proses tersebut membutuhkan pihak ke 3 yaitu Bank Indonesia (BI).
Hal yang perlu dicermati untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah dengan mengetahui simpanan wajib dari bank-bank yang ada di Indonesia terhadap Bank Indonesia. Simpanan wajib tersebut berjumlah 8% dari total Deposit (Time deposit, Saving deposit, dan demand deposit). Fungsi dari simpanan tersebut adalah untuk likuiditas dan kliring. Likuiditas berguna untuk mengetahui kondisi keuangan bank tersebut. Jika simpanan wajib tersebut kurang dari 8% maka bank tersebut harus dilikuidasi (ditutup). Untuk mengetahui lebih detail kaitan mengenai Giro dengan simpanan wajib 8%, perhatikan ilustrasi berikut.



Misal simpanan wajib 8% bank najib dan bank siti di BI adalah sebesar 30jt. Otomatis simpanan wajib bank siti di BI akan berkurang 10jt dan simpanan wajib bank najib akan bertambah 10jt. Sedangkan pada sisi bank siti simpanan wajib di bank BI nya berada pada sisi Asset, sehingga untuk mem-balance-nya adalah dengan mengurangi masing-masing 10jt pada Asset dan Liabilities.
            Hal yang sama juga terjadi pada sisi bank najib, sisi Asset dan Liabilities masing-masing juga ditambah 10jt. Nah! Agar bank BI mengetahui bahwa simpanan wajib siti berkurang dan simpanan wajib najib bertambah adalah melalui surat yang bernama nota debet keluar dan nota debet masuk. Nota debet keluar berfungsi untuk menambah simpanan wajib pada bank BI. Nota debet keluar diserahkan oleh bank najib kepada bank BI berdasarkan pencairan cek. Sedangkan nota debet masuk diserahkan bank BI kepada bank siti. Nota debet masuk berfungsi untuk mengurangi simpanan wajib berdasarkan pengurangan giro berupa cek.
#Sistem Kliring          
Yak! Ilustrasi diatas hanya menyatakan 1 perputaran akibat pencairan cek yang diberikan oleh Ali kepada Atun. Bagaimana jika banyak transaksi? Ternyata pada bank BI berlaku sistem kliring. Apa itu sistem kliring? Untuk mengetahuinya perhatikan ilustrasi berikut!




Gampangnya sistem kliring adalah penghitungan +- simpanan wajib suatu bank pada bank BI akibat transaksi-transaksi seperti pencairan cek. Kliring dilakukan selama durasi 2 minggu. Hasilnya jika + maka disebut menang kliring yang artinya simpanan wajib suatu bank akan bertambah. Namun jika hasil penghitungan – maka disebut kalah kliring yang artinya simpanan wajib suatu bank akan berkurang.
Misal jika setelah 2 minggu simpanan wajib suatu bank kurang dari 8% total deposit maka bank itu harus dilikuidasi karena hal tersebut merupakan sebuah aturan dari bank BI.

#Call Money
            Namun jika setelah 2 minggu simpanan wajib bank benar-benar kurang dari 8% maka bank tersebut bisa melakukan Call Money. Call money berarti meminjam simpanan wajib pada bank lain yang simpanan wajibnya lebih besar dari 8% untuk menyelamatkan banknya agar tidak dilikuidasi. Namun Call money tersebut banyak mempunyai kerugian terutama disisi bank yang menggunakan call money. Kerugiannya adalah bunga yang dibayar per malam padahal besar bunganya adalah per tahun.
            Dari sini dapat muncul pertanyaan, bagaimana bank itu mengetahui secara cepat kondisi simpanan wajibnya dan kondisi simpanan wajib bank lain? Hal tersebut bisa terjawab karena adanya RTGS (Real Time Gross Settlement).  RTGS merupakan sistem informasi yang ada di masing-masing bank yang terkoneksi ke sistem yang ada di BI. Sifat dari sistem tersebut adalah real time yang artinya jika terjadi pertukaran uang antar bank tersebut hasilnya dapat langsung dilihat.



#Kesimpulan
Setelah mengetahui “isi” lebih dalam tentang bank pada akhirnya kita mengetahui bahwa proses-proses dalam bank sangat kompleks dan luas. Namun untuk mendapatkan keuntungan utama, bank biasanya meminjamkan uang dalam bentuk kredit kepada orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan tetap mempertahankan simpanan wajib 8% di BI. Perhatikan contoh berikut!


Gambar diatas mengindikasikan keuntungan dari bank yang didapat dari:
Profit (TL) = I2-I1 dimana I2 merupakan “usaha” yang dilakukan bank dengan meminjamkan uang kepada orang lain dalam bentuk kredit dan I1 merupakan modal bank. Untuk memaksimalkan jumlah keuntungan maka bank memiliki sistem penunjang keputusan (SPK) yang mana dapat mensimulasikan berapa jumlah modal (deposit, securities, dan capital) agar Loan yang dihasilkan dapat maksimal dengan tetap mempertahankan likuiditas agar bank tersebut tidak dilikuidasi. Proses perancangan simulasi SPK tersebut merupakan tugas dari orang-orang bagian Sistem Informasi (SI).