Anda pasti pernah pergi ke sebuah bank, baik itu sedang membuka tabungan baru, menabung atau keperluan lain. Hal-hal tersebut adalah yang biasa dilakukan oleh nasabah bank. Namun ternyata proses-proses yang terjadi di dalam bank itu sendiri ternyata lebih dalam dan lebih luas. Bank merupakan aktor penting yang ada disuatu negara karena dengan adanya bank perputaran uang disuatu negara tersebut tidak akan terjadi.
Pernahkah
Anda berfikir darimana bank mendapatkan keuntungan? Apakah dengan menampung
uang masyarakat maka mereka mendapatkan keuntungan? Ternyata jawabannya tidak.
Perhatikan tabel berikut!
Tabel diatas menunjukkan darimana bank
mendapatkan uang (source of fund, yang dirangkum dalam liabilities) dan
bagaimana bank menkonversikan uang tersebut menjadi keuntungan sehingga
memiliki kekayaan (Asset). Jelas sekali bahwa bank mempunyai keuntungan ketika
total Asset lebih besar dari Liabilities. Sekarang akan saya jelaskan secara
lebih rinci bagian-bagian dari Liabilities dan Asset. Oke! Kita mulai dari
Liabilities.
1.Deposito
Deposito
ini bersifat public yang artinya setiap orang bebas memilikinya. Berikut adalah
macam-macam deposito:
-Time Deposito (Deposito)
Ya!
Bentuk dari time deposito adalah deposito itu sendiri. Deposito itu dapat
berjangka waktu 1,3,6,12, dan 24 bulan sehingga uang deposito baru dapat
dicairkan ketika telah jatuh tempo tersebut.
-Saving Deposit (Tabungan)
Anda
pasti sudah paham sekali dengan tabungan. Jadi yang akan saya jelaskan disini
adalah konsep dari Law Large Number. Konsep tersebut secara kasarnya dapat
dikatakan bahwa bank akan memilih memakai uang misal 1.000.000 yang diambil
dari 1000 nasabah dengan saldo masing-masing 1000 daripada memakai uang
1.000.000 dari hanya 1 nasabah sebagai “modal” untuk menyediakan kredit/loan/pinjaman
untuk masyarakat. Kenapa hal itu bisa terjadi? Hal tersebut disebabkan karena
untuk meminimumkan Resiko. Resiko disini diartikan sebagai waktu yang
dibutuhkan untuk mengembalikan uang nasabah. Misal bank memilih yang 1.000.000
dari 1 nasabah, tingkat resiko 1 nasabah itu ingin mengambil kembali uang
1.000.000 adalah besar jika dibandingkan dengan 1000 nasabah dengan saldo masing-masing
1000 karena tidak mungkin 1000 nasabah akan menarik kembali uangnya secara
bersamaan.
-Demand Deposito (Giro)
Giro
terbagi menjadi 2 yaitu Bilyet Giro dan Giro itu sendiri. Keduanya sama-sama
berbentuk cek (bukan uang fisik) yang bernilai seperti uang fisik. Perbedaannya
terletak pada proses pemindahan uangnya. Kalau bilyet giro adalah pemindahan
uang yang terjadi antar rekening orang-orang yang namanya tertera pada bilyet
giro. Sedangkan giro adalah cek yang bisa dipakai untuk melakukan transaksi
atas pembelian suatu barang antara 1 orang dengan orang lain. Namun transaksi
tersebut tidak bisa dicairkan secara tunai oleh orang yang menerima cek. Cara
mencairkannya adalah dengan memasukkannya ke rekening orang yang mendapatkan
cek.
2. Securities
Securities
ini contohnya adalah obligasi. Disebut securities karena tidak bisa dimiliki
oleh semua orang. Hanya orang-orang tertentu yang dapat memiliki obligasi.
Obligasi dapat diartikan sebagai pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada
pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta
kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran.
3.Capital
Capital
ini juga bersifat pribadi sama seperti securities. Perbedaannya adalah Penjabarannya
terbagi menjadi 3, yaitu:
-Stock
Stock
berupa jumlah saham yang dipasarkan dipasar modal sehingga orang lain dapat
membeli saham tersebut yang artinya memiliki sebagian kepemilikan dari bank
tersebut.
-Modal Disetor
Setelah
saham dipasarkan di pasar modal, maka pemilik saham menyetorkan modalnya untuk
bank beroperasi (modal disetor). Hal inilah yang digunakan bank untuk
menjalankan operasinya mencari keuntungan dengan memberikan kredit/pinjaman
kepada orang lain.
-Laba ditahan
Setelah
mendapatkan keuntungan, maka keuntungan tersebut akan ditahan dan sebagian akan
dibagikan kepada para pemilik saham. Istilah ini yang disebut dengan laba
ditahan.
Hal
terpenting yang patut dicermati adalah pada bagian Capital yaitu modal disetor.
Inilah modal bank yang akan digunakan untuk meminjamkan kredit pada orang lain.
Dalam kasus modal disetor ini berlaku sebuah aturan LDR. Untuk mengetahui
aturan tersebut maka perhatikan contoh berikut:
Jika
sebuah bank mendapatkan uang 100jt dari hasil modal disetor maka bank tersebut
berhak meminjamkan uang 100jt tersebut dengan Bunga 10%. Jadi, bank tersebut
dapat memperoleh keuntungan maksimal sebesar 110jt.
#Giro
Hal lain yang menarik pada bank adalah
Giro. Sistem giro ternyata cukup kompleks. Untuk mengetahui sistem dari giro
tersebut perhatikan contoh berikut!
Ali mempunyai
Giro pada bank siti sebesar 100jt. Ali ingin membayar transaksi pembayaran
barang kepada Atun sebesar 10jt. Akhirnya Ali memberikan sebuah cek bernilai
10jt kepada Atun. Pada kasus ini tidak serta-merta giro Ali berkurang 10jt,
Giro Ali tetap 100jt. Hal inilah yang disebut penggandaan (multipliers).
Penggandaan tersebut berupa cek dari Ali yang memiliki nilai uang.
Cek sebesar 10jt
tersebut tidak lantas dapat dicairkan begitu saja oleh Atun. Kebetulan Atun
mempunyai tabungan pada bank najib. Sehingga Atun memberikan cek tersebut
kepada bank najib yang akan mencairkan cek tersebut dan menambahkan 10jt
tersebut ke rekening Atun. Dari sini muncul pertanyaan, bagaimana
mengkomunikasikan pengurangan giro 10jt pada giro Ali di bank siti dan
memindahkan uang 10jt tersebut ke bank najib untuk rekening Atun? Ternyata
proses tersebut membutuhkan pihak ke 3 yaitu Bank Indonesia (BI).
Hal yang perlu
dicermati untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah dengan mengetahui simpanan
wajib dari bank-bank yang ada di Indonesia terhadap Bank Indonesia. Simpanan
wajib tersebut berjumlah 8% dari total Deposit (Time deposit, Saving deposit,
dan demand deposit). Fungsi dari simpanan tersebut adalah untuk likuiditas dan kliring.
Likuiditas berguna untuk mengetahui kondisi keuangan bank tersebut. Jika
simpanan wajib tersebut kurang dari 8% maka bank tersebut harus dilikuidasi
(ditutup). Untuk mengetahui lebih detail kaitan mengenai Giro dengan simpanan
wajib 8%, perhatikan ilustrasi berikut.
Misal simpanan
wajib 8% bank najib dan bank siti di BI adalah sebesar 30jt. Otomatis simpanan wajib
bank siti di BI akan berkurang 10jt dan simpanan wajib bank najib akan
bertambah 10jt. Sedangkan pada sisi bank siti simpanan wajib di bank BI nya
berada pada sisi Asset, sehingga untuk mem-balance-nya adalah dengan mengurangi
masing-masing 10jt pada Asset dan Liabilities.
Hal
yang sama juga terjadi pada sisi bank najib, sisi Asset dan Liabilities
masing-masing juga ditambah 10jt. Nah! Agar bank BI mengetahui bahwa simpanan
wajib siti berkurang dan simpanan wajib najib bertambah adalah melalui surat
yang bernama nota debet keluar dan nota debet masuk. Nota debet keluar
berfungsi untuk menambah simpanan wajib pada bank BI. Nota debet keluar
diserahkan oleh bank najib kepada bank BI berdasarkan pencairan cek. Sedangkan
nota debet masuk diserahkan bank BI kepada bank siti. Nota debet masuk
berfungsi untuk mengurangi simpanan wajib berdasarkan pengurangan giro berupa
cek.
#Sistem Kliring
Yak! Ilustrasi
diatas hanya menyatakan 1 perputaran akibat pencairan cek yang diberikan oleh
Ali kepada Atun. Bagaimana jika banyak transaksi? Ternyata pada bank BI berlaku
sistem kliring. Apa itu sistem kliring? Untuk mengetahuinya perhatikan
ilustrasi berikut!
Gampangnya
sistem kliring adalah penghitungan +- simpanan wajib suatu bank pada bank BI
akibat transaksi-transaksi seperti pencairan cek. Kliring dilakukan selama
durasi 2 minggu. Hasilnya jika + maka disebut menang kliring yang artinya
simpanan wajib suatu bank akan bertambah. Namun jika hasil penghitungan – maka
disebut kalah kliring yang artinya simpanan wajib suatu bank akan berkurang.
Misal jika
setelah 2 minggu simpanan wajib suatu bank kurang dari 8% total deposit maka
bank itu harus dilikuidasi karena hal tersebut merupakan sebuah aturan dari
bank BI.
#Call Money
Namun
jika setelah 2 minggu simpanan wajib bank benar-benar kurang dari 8% maka bank
tersebut bisa melakukan Call Money. Call money berarti meminjam simpanan wajib
pada bank lain yang simpanan wajibnya lebih besar dari 8% untuk menyelamatkan
banknya agar tidak dilikuidasi. Namun Call money tersebut banyak mempunyai
kerugian terutama disisi bank yang menggunakan call money. Kerugiannya adalah bunga
yang dibayar per malam padahal besar bunganya adalah per tahun.
Dari
sini dapat muncul pertanyaan, bagaimana bank itu mengetahui secara cepat
kondisi simpanan wajibnya dan kondisi simpanan wajib bank lain? Hal tersebut
bisa terjawab karena adanya RTGS (Real Time Gross Settlement). RTGS merupakan sistem informasi yang ada di
masing-masing bank yang terkoneksi ke sistem yang ada di BI. Sifat dari sistem
tersebut adalah real time yang artinya jika terjadi pertukaran uang antar bank
tersebut hasilnya dapat langsung dilihat.
#Kesimpulan
Setelah
mengetahui “isi” lebih dalam tentang bank pada akhirnya kita mengetahui bahwa
proses-proses dalam bank sangat kompleks dan luas. Namun untuk mendapatkan
keuntungan utama, bank biasanya meminjamkan uang dalam bentuk kredit kepada
orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan tetap mempertahankan simpanan wajib
8% di BI. Perhatikan contoh berikut!
Gambar diatas mengindikasikan keuntungan
dari bank yang didapat dari:
Profit (TL) = I2-I1 dimana I2 merupakan
“usaha” yang dilakukan bank dengan meminjamkan uang kepada orang lain dalam
bentuk kredit dan I1 merupakan modal bank. Untuk memaksimalkan jumlah
keuntungan maka bank memiliki sistem penunjang keputusan (SPK) yang mana dapat
mensimulasikan berapa jumlah modal (deposit, securities, dan capital) agar Loan
yang dihasilkan dapat maksimal dengan tetap mempertahankan likuiditas agar bank
tersebut tidak dilikuidasi. Proses perancangan simulasi SPK tersebut merupakan
tugas dari orang-orang bagian Sistem Informasi (SI).
0 komentar:
Posting Komentar